Teuku Raja Keumangan
adalah pemangku adat kerajaan Beutong saat ini, Lahir di Desa Peuleukung
Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya pada tanggal 18 Agustus 1967.
Ayah bernama Teuku Raja Azman bin Teuku Beutong Banta Tjoet-Raja Terakhir
Beutong (Bestuurder dan Sonco Beutong-Aceh). Ibu bernama Hj. Cut Wan Zainah
binti Abu Habib Muda Seunagan (Tokoh Ulama Kharismatik Pejuang Kemerdekaan
Republik Indonesia) yang dianugerahi
Tanda Kehormatan “BINTANG JASA UTAMA”
dari Pemerintah RI atas jasa-jasanya yang besar kepada Bangsa dan
Negara, yang diserahkan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan tanggal 10
November 1998.
Abu Habib Muda Seunagan
atau juga di kenal dengan sebutan Abu Peuleukung ini juga salah seorang
penerima mandat pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar)
pada tahun 1964, Satu satunya Ulama kharismatik pertama yang menerima mandat pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya Provinsi Aceh. Abu Peuleukung memerintahkan kepada seluruh pengikutnya untuk
bergabung dengan Golongan Karya, agar tidak terpengaruh dengan aktivitas komunisme
yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia saat itu, 25 ribu pengikut Abu
Peuleukung bergabung bersama Golongan Karya.
Ayahanda Teuku Raja
Keumangan, Teuku Raja Azman merupakan
politisi Partai Golongan Karya, Pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Aceh selama
2 (Dua) Periode (1971-1981), Teuku Raja Azman juga menjadi Pengurus pada Oragnisasi Pendiri Golongan Karya yaitu Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR),
Pada Tahun 1982, Teuku Raja Azman menjadi Wakil Ketua DPRD Daerah Tingkat II Aceh
Barat dari Fraksi Golongan Karya. Sampai akhir hayatnya Teuku Raja Azman
menjadi Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) di kabupaten Aceh
Barat.
Teuku Raja Keumangan Menikah
dengan Cut Inda Ratna Safriati, S.E (1996) dan dikarunia satu orang putra (T.R.
Yordan Syufeuad Habib) dan tiga orang putri (Cut Riva Khanza Habibah, Cut Puan
Azzahra dan Cut Atiqah Balqis). Memulai karir sebagai Pegawai di Kejaksaan
Tinggi Aceh (1987) kemudian pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagan Raya dan terakhir sebagai Staf
Ahli Bidang Pembangunan Bupati Nagan Raya-Aceh. Telah menyelesaikan pendidikan
tinggi di Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala.
Teuku Raja Keumangan
saat ini adalah Ketua Harian DPD – TK II Partai Golongan Karya Kabupaten Nagan Raya, Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
Kabupaten Nagan Raya dan juga Calon Anggota Legislatif Terpilih untuk DPR Aceh
Daerah Pemilihan X dari Partai Golongan Karya, Pada Pemilu Legislatif tahun 2019, Baginya menjadi anggota legislative dari Partai Golongan Karya adalah
melanjutkan perjuangan Ayahanda Teuku Raja Azman dan wasiat dari Abu Habib Muda
Seunagan.
“ Saya di besarkan
oleh Golongan Karya, orang tua saya adalah keluarga besar Golongan Karya, mulai
kakek saya sampai ayahanda saya,” Kata TRK.
Pemegang mandat
terbentuknya Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) sejak tahun FSKN-ACEH pada
tahun 2008 bersama dengan tokoh Ahli Waris Raja/Ulee Balang lainnya yaitu ;
Teuku Firzal Ansari (Kerajaan Seunagan), Drs. T. Raja Mohd Hatta (Kerajaan
Seuneuam), T. Ronald Rosman (Kerajaan Meulaboh), dan Cut Nyak Netty (Kerajaan
Teunom). Yang di diberikan berikan langsung oleh KPH. Gunarso G. Kusumodininggrat
selaku Sekjen FSKN saat itu.
Anggota Dewan Agung - Majelis Agung Raja Sultan Indonesia (MARSI) yang di kukuhkan oleh Menteri Dalam
Negeri pada tanggal 24 Agustus 2017. Dinobatkan sebagai salah satu tokoh
Waspada 2015.Penyerahan anugerah tersebut, dilangsungkan bertepatan dengan
peringatan HUT Harian Waspada ke-69 di Tiara Convetion Centre, Medan, Sumatera
Utara. Atas upaya pelestarian nilai nilai budaya dan Adat di Aceh.
Menjadi politisi bagi TRK adalah wujud memperjuangkan
kepentingan publik dengan pengalaman sebagai birokrat ia yakin akan mampu untuk
berbuat lebih baik guna muwujudkan masyarakat yang sejahtera.
“Pilihan saya menjadi politisi tidak lain hanya karena demi
untuk kepentingan publik yang lebis besar, apalagi dengan berbekal pengalaman
sebagai birokrat” tutup TRK.