Hampir satu semester
ini rasanya dunia dihebohkan dengan kehadiran virus jenis baru yang membuat
banyak pakar maupun peneliti berspekulasi mencoba mencari tau karakteristik
serta vaksin dari virus yang telah merenggut nyawa ratusan ribu umat manusia di
muka bumi. Virus Corona atau juga dikenal dengan Covid-19 diketahui mulai
menyebar di salah satu daerah di China, yaitu Wuhan sejak Desember 2019. Namun
baru-baru ini, peneliti dari Universitas Cambridge menyebutkan bahwa virus ini
sudah muncul sejak September tahun lalu dan tidak hanya berasal dari Wuhan,
China.
Belum diketahui secara
pasti pernyataan mana yang dapat dijadikan sebagai suatu kepastian tentang asal
muasal virus ini. Akan tetapi, menurut berita yang beredar serta penyebaran
yang mulai membesar dan mewabah diyakini sejak Desember di Wuhan, China.
Sehingga sejak saat itu banyak Negara-negara lainnya yang menutup akses keluar
masuk China bahkan tidak sedikit yang memulangkan warganya dari Negara Tirai
Bambu tersebut. Salah satu Negara yang melakukan tindakan tersebut adalah
Indonesia, yang ikut membatasi akses dan memulangkan warga Negara Indonesia
yang berada di China pada Desember lalu.
Beberapa tahun
sebelumnya, virus seperguruan Corona
Virus Desease-19 (Covid-19) juga pernah mewabahi beberapa Negara di dunia,
seperti virus SARS dan MERS, serta Ebola namun tidak serumit Covid-19 ini
sehingga dapat diatasi dan diredam dengan cepat. Penyebaran dan perkembang
biakan yang begitu cepat pada virus ini memaksa organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)
menetapkan virus ini dalam kondisi Pandemi pada 11 Maret 2020 lalu yang
melambangkan bahwa penyebarannya sudah hampir ke suluruh dunia.
Sejujurnya, wabah
serupa bukanlah sesuatu yang terjadi baru-baru ini atau dalam beberapa tahun
belakangan ini saja, sejak zaman Rasulullah Saw kejadian yang hampir sama pun
pernah terjadi, Tha’un namanya. Pada
saat itu Rasulullah Saw memerintahkan kepada sahabat-sahabat dan pengikutnya
agar menjaga kehigenisan makanan serta minuman yang dikonsumsi, karena
kebutuhan atas pangan tersebut merupakan salah satu sumber penyakit jika salah
dalam mengkonsumsinya. Selain itu Rasulullah Saw juga menganjurkan agar
menjauhi daerah yang sudah diidentifikasi suatu wabah atau menetap di tempat
tersebut dan tidak keluar ke wilayah yang lain jika kita sudah berada di
dalamnya.
Mewabahnya pandemi saat
ini ikut memunculkan berbagai spekulasi dan penilaian yang berbeda-beda, bahkan
ada juga yang mempunyai pemikiran yang kelewat ekstrim. Sebagian kelompok
menganggap pandemi ini merupakan musibah yang menimpa terhadap umat manusia
karena Allah Swt ingin menguji sejauh mana tingkat keimanan, kesabaran, serta
ketaqwaan kita kepada yang Sang Maha Pencipta. Apakah semakin meningkat,
semakin berkurang, atau ditingkat-tingkatkan saja ketaqwaannya karena sedang
ditimpa musibah, seperti orang yang mencari makanan disaat kelaparan. Akan
tetapi sebagian kelompok lainnya malah cenderung berpikir ekstrim yang
menganggap bahwa ini adalah azab yang diturunkan Allah Swt terhadap umat
manusia lantaran Allah murka dan merupakan akibat dari perbuatan manusia yang
hanya ingin hidup semaunya sehingga yang Maha Esa menurunkan pasukan-Nya untuk
membinasakan mereka yang dhalim dan
ingkar akan perintah-Nya.
Perbedaan cara pandang
yang seperti ini menimbulkan pertanyaan tersendiri tentang pendapat mana yang
benar dan patut untuk diyakini kebenarannya. Apakah benar ini hanya musibah
yang diberikan kepada manusia? Atau bahkan ini merupakan azab yang diturunkan
oleh Allah Swt karena kemurkaan-Nya? Pertanyaan yang segera membutuhkan jawaban
tersebut sebenarnya telah tersebut dalam Al-Quran dan hadis nabi. Sebagai mana
disebutkan dalam sya’ir Aceh “nabi ka wafeut neutinggai donya, seumpurna agama peutunyok nabi, yang
na neutinggai keu bandum umat quran sunnati le nabi Muhammad”. Sya’ir
tersebut menunjukkan bahwa setelah Rasullah wafat, beliau meninggalkan Al-Quran
dan Hadis sebagai pedoman umat manusia diberbagai urusan bidang kehidupan,
termasuk dalam hal menyikapi pertanyaan dan pandangan di atas.
Dalam memahami
pejelasan azab secara kontektual dapat dipahami sebagai suatu siksaan yang
ditimpakankan terhadap manusia karena kemurkaan Allah Swt yang merupakan akibat
kukufuran, kemusyrikan, atau kebathilan yang terjadi di bumi baik di satu atau
beberapa daerah sekaligus. Namun jika kita ingin menganalisis lebih jauh dalam
Al-Quran, maka kita tidak akan pernah menemukan suatu kebenaran yang
menyebutkan bahwa adanya azab yang pernah diturunkan kepada umat nabi Muhammad,
yang akan didapati hanya cerita masa umat terdahulu sebelum Rasulullah yang di
azab karna kemurkaan Allah Swt atas akibat tidak mengikuti perintah
rasul-rasulnya.
Seperti yang disebutkan
dalam Q.S Al-Ankabut ayat 14 yang menceritakan tentang azab yang ditimpakan
kepada umat nabi Nuh as dengan cara menenggelamkan seisi bumi dalam jangka
waktu yang cukup lama namun berbeda-beda pendapatnya. Tidak adanya azab pada
umat Muhammad dikarenakan Rasulullah pernah berdoa dan menegaskan bahwa tidak akan
ada azab yang diturankan untuk umatnya, “azab
hanya berlaku terhadap kaum terdahulu, tidak bagi umatku”. Ironisnya, tidak
sedikit argument yang menyebutan bahwa kejadian yang terjadi saat ini, yaitu
pandemi Covid-19 merupakan azab yang diberikan oleh Allah Swt dan bukan musibah
sehingga menimbulkan kontroversi dalam pandangan untuk kasus ini.
Sedangkan musibah dapat
dipahami adalah sesuatu cobaan atau ujian yang diberikan oleh Allah Swt kepada
hamba-Nya dengan tujuan untuk menguji rasa syukur, keimanan, ketaqwaan dan
spritualitas manusia selama mendapatkan ujian maupun setelahnya. Ataupun juga
dapat diartikan sebagai cobaan yang diberikan untuk manusia dengan tujuan akan
adanya reward yang diberikan kepada
hamba-Nya yang sanggup melaluinya. Definisi musibah tidak bisa hanya dibatasi
sampai disini saja, secara umum musibah itu dapat didefiniskan dalam arti yang
luas, bahkan suatu kebaikan atau kelebihan yang kita punya bisa juga sebagai
musibah bagi kita.
Dalam Al-Quran
disebutkan dalam Q.S At-Taubah ayat 51 "Katakanlah:
Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal." Ayat tersebut
menyebutkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan hal yang
telah di atur oleh Allah di lauhul
mahfudz dan sesuatu yang menimpa kita adalah cobaan yang diberikan Allah
dengan tujuan agar kita hanya berlindung dan memohon kepada-Nya.
Oleh karena itu
pernyataan yang menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini
merupakan azab dari Allah yang menurunkan tentara-Nya untuk menghancurkan
kedhaliman di dunia adalah sesuatu yang tidak benar adanya. Melainkan musibah
yang Allah berikan kepada hamba-Nya karena rasa sayang Sang Maha Esa dengan
cara memberi ujian. Simpulan ini diperkuat dalam Q.S Al-Anfal ayat 33 “dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan
mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”.
Ayat ini menjelaskan
bahwa selama Rasulullah Muhammad Saw hidup dan selama masih ada hamba-Nya yang
bersujud memohon ampunan, maka Allah Swt tidak akan pernah menurunkan azab
kepada manusia di dunia. Sehingga tidak selayaknya kondisi saat ini disebut
dengan diberikan azab oleh Allah. Apalagi masih ada kondisi kehidupan manusia
di dunia saat ini yang meneladani kehidupan Rasulullah dan memohon ampunan
ketika kabathilan terjadi. Oleh karena demikian, selaraslah keadaan saat ini
dengan firman Allah di atas dan dapatlah dikategorikan kondisi ini dengan
turunnya musibah atau yang kadang disamakan dengan bala yang Allah berikan.
Oleh: Muziburrahman Situngkir
Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry
Email: muziburrahmansitungkir98@gmail.com